jump to navigation

KEHANCURAN YAHUDI MUNGKIN AKAN SAMA DENGAN POLA KEHANCURAN FIR’AUN 2010/03/26

Posted by Aiyub Ilyas in Syari'at.
trackback

Fir’aun adalah sosok raja otoriter yang memproklamirkan dirinya sebagai raja sekaligus Tuhan. Kekuatan Fir’aun kala itu susah untuk diruntuhkan, karena dia mepunyai kekuasaan dengan bala tentara yang sangat kuat. Sistem antisipasi dini terhadap semua musuh-musuhnya dengan berbagai politik fitnah dan propaganda telah membuat penduduk negeri merasa ketakutan dan memilih memihak Fir’aun dari pada berhadapan dengannya. Mereka yang menentang berarti mati, adalah simbol yang tertanam kuat dalam setiap benak anak negeri kala itu.

Kekuatan Allah SWT telah membuka jalan bagi kehancuran Fir’aun. Lahirnya Nabi Musa dari rahim seorang wanita beriman dan ber’akidah kuat tentu merupakan awal kehancuran bagi Fir’aun. Allah SWT memang maha kuasa dan mampu melakukan segalanya. Namun proses yang dipilih sang khalid itu tidaklah tendensius, tapi alamiah dan jauh dari arogansi kekuasaan, ibarat layaknya manusia.

Sebenarnya Allah SWT punya kuasa untuk secara langsung menghancurkan Fir’aun yang diktator. Tapi Allah SWT menggunakan cara-cara natural untuk memberi pendidikan kepada umat manusia, terutama mereka yang beriman kepadanya. Kelahiran Nabi Musa yang kemudian dipelihara oleh keluarga Fir’aun adalah cara bijak untuk menumbangkan kekuasaan Fir’aun.

Kebangkitan Islam kedepan kayaknya juga akan menunjukkan pola yang sama. Kepongkahan Amerika sebagai anteknya Israel dalam melawan kaum muslim tentu tidak bisa dilawan hadap-hadapan. Karena secara alamiah, tanpa kekuasan Allah SWT tidak mungkin mereka dihancurkan, apalagi ditengah tidak bersatunya para penguasa muslim dunia. Mereka lebih berfikir jabatan daripada berhadap-hadapan dengan Amerika dan Israel, yang berarti siap kehilangan jabatan.

Kemampuan fitnah dan propaganda dengan mengobok negara muslim dengan berbagai konflik pemberontakan tentu telah membuat negara muslim lemah. Ditambah lagi propaganda terorisme telah menyeret opini bahwa Islam identik dengan terorisme. Tidak tanggung-tanggun, ciri teroris pun seperti layaknya ciri seorang muslim ta’at dengan segala identitas muslimnya. Bejenggot, pake surban, pake cadar, selalu berbicara jihad, hukum syariat dan lainya adalah ciri teroris yang saat ini telah merasuk ke dalam benak masyarakat dunia, termasuk masyarakat muslim.

Sehingga muncullah semua bentuk konflik panjang di semua negara muslim, yang membuat banyak penduduknya mengungsi untuk mencari keselamatan. Pengungsian inilah yang menghasilkan para imigran muslim di negara-negara adidaya, seperti Amerika dan Eropa. Disana mereka hidup dan berkembang dengan keimanan mereka, dengan fasilitas yang tersedia mereka akan muncul menjadi orang-orang hebat dengan kepribadian yang baik dan bisa jadi contoh teladan.

Paham demokratis tentu akan menjadi jalan awal munculnya organisasi muslim di berbagai negara kuat di dunia. Pada saat yang sama paham atheis dan humanis telah merasuk dalam jiwa penduduk di negara-negara maju dan adidaya yang dulunya kebanyakan Yahudi dan Nasrani. Mereka sudah lebih real melihat keadaan, dimana paham-paham agama tidak lagi menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pemimpin mereka. Maka lahirlah kader-kader Islam yang brilian, jujur dan kredibel untuk memimpin.

Sebut saja walaupun masih kontrofersial kehadiran obama memimpin amerika. Dinama surver terbaru yang dilakukan Harris Interactive, menemukan 57 persen pemilih Partai Republik Amerika Serikat menyatakan Presiden Amerika Serikat Barack Obama seorang muslim. Mungkin saja ini merupakan awal, tapi mungkin saja tidak. Karena yang nama kontrofersi tentu penuh dengan manipulasi dan propaganda.

Tapi penulis mempunyai keyakinan bahwa kehancuran Yahudi dimulai di Amerika dan Eropa. Polanya bisa saja melalui penguatan organisasi muslim, kemunculan pemimpin muslim ataupun proses demokratisasi yang sedikit demi sedikit akan menempatkan Yahudi sebagai negara penjajah yang menggunakan lobi kuat mereka untuk menghancurkan negara negara Islam.

Proses kehancuran ini tentu akan lebih cepat, kalau modernisasi informasi yang dilakukan para muslimin dunia beralih dari kekerasan ke hal-hal yang dialogis dan informis. Media adalah dasar melawan propaganda Amerika dan Israel, karena dengan media akan mampu mengatur kepemimpinan di negara-negara yang menganut paham demokratis. Jihad dengan pola-pola brutal dan tanpa sasaran yang jelas, tentu akan menyeret pelebelan teroris dekat dengan wajah para muslimin.

Sekarang tergantung kepada kita para muslimin, namun Allah SWT tetap pada prinsipnya bahwa cepat atau lambat kemungkaran, kekafiran dan kemunafikan akan sirna dari muka bumi. Tinggal usaha dan upaya musliminlah yang akan menentukan cepat atau lambat hal itu terjadi. Jadi sebaiknya semua harus merenung apa yang baik dan buruk untuk kembali memunculkan Islam sebagai agama yang menjadi Rahmatallil’alamin.

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar